Tahun 2007 sepertinya akan dicatat sebagai tahun yang berat bagi warung internet. Mengapa ? Karena para pemain besar dalam industri penyedia jasa layanan internet dengan mass adversitementnya telah membentuk pemikiran tentang internet cepat di Indonesia dengan biaya yang murah.
Bisa saya katakan bahwa semua itu adalah sebagian benar, karena untuk orang yang mengerti tidah ada unsur pembohongan dalam semua isi dari mass advertisement yang dilakukan. Kata "up to" atau "sampai dengan" menjadi momok yang sangat mengerikan bagi para pemilik ataupun pengelola warung internet. Mereka pasti sangat bisa mendengan kata keluhan dari konsumen yang mengatakan "kok koneksinya lambat sih, emang disini berapa KaBePeEs?".
Faktanya adalah :
1. Orang tersebut kurang / tidak mengerti tentang Kbps itu sendiri
2. Mereka membandingakan ( tanpa mencoba ) dengan content advertisement yang mereka baca dari media massa, ( tanpa mengindahkan kata-kata "upto" )
Hasilnya, menjelaskan sejelas-jelasnya pada tipikal orang seperti ini adalah nihil. Mereka tidak akan pernah mengerti atau tak mau mengerti tentang keadaan internet di Indonesia. ( terimakasih pada pengiklanan ).
Apakah mereka ( ISP besar ) tidak mengindahkan permasalahan ini ? Atau sengaja dalam artian seperti "membodohi masyarakat" ?. Apa ruginya, menjelaskan apa maksud dari upto itu pada media iklan yan mereka tampilkan ? Apakah masyarakat akan mengetahuinya setelah menhubungi CS-nya karena apa ang mereka rasakan tidak sesuai dengan janji yang ditawarkan ?, dan kemudian mereka akan merasa seolah-olah tertipu oleh iklan.
Banyak sekali pelanggan potensial yang hilang oleh keadaan seperti ini. Warung internet secara tidak langsung akan merasa sangat dirugikan.
Sekarang pada awal tahun 2009, para pemilik warnet semakin sulit, semakin terpinggirkan. Cobaan pada tahun lalu sangatlah berat, masa depan kami dapat dikatakan kurang jelas. Daya listrik naik, kemampuan beli rendah, persaingan antar warnet, banyak terdapatnya internet hotspot gratis, netttop yang semakin murah dan masih banyak lagi.
Apakah ini akan berakhir seperti wartel pada jamannya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar